Jero Wacik Tanggapi Kasus Klaim Malaysia Terhadap Tari Pendet Bali


Pak Jero Wacik dalam percakapan dengan Beliau sangat tegas, dan akibat ketegasan beliau kami pemuda dan pemudi Bali menggelar rapat secara maraton sejak kemarin, dan mengambil kesimpulan tegas :

1. Pemerintah Malaysia harus meminta maaf kepada Rakyat Bali Khususnya, Indonesia umumnya, atas penayangan Tari Pendet di Discovery Chanel mewakili Enigmatic Malaysia.
2. Malaysia harus mengganti rugi akibat biaya-biaya yang ditimbulkan dalam rangka menyucikan seni dan budaya Bali yang dilecehkan.
3. Menteri Pariwisata akan membuat Nota Protes Keras mewakili Rakyat Bali dalam waktu cepat.

Jika Malaysia tetap membangkang, maka akan diambil tindakan Tegas :
1. Mengusir Kembali Tourist Malaysia yang berkunjung ke Bali.
2. Melarang AirAsia Terbang ke Bali.
3. Melapor ke badan dunia tindakan pelecehan oleh Malaysia terhadap Seni dan Budaya Bali.

masih ada banyak lagi kesepakatan, tidak semua kami ungkap disini.

Malaysia Klaim Tari Pendet Bali


Malaysia Klaim Tari Pendet Bali
By Republika Newsroom
Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 19:09:00

JAKARTA–Malaysia kembali mengklaim budaya Indonesia — tarian pendet, Bali — menjadi budaya mereka yang dicantumkan dalam iklan visit year mereka. Sebelumnya, mereka telah mengklaim angklung, reog Ponorogo, batik, Hombo Batu, dan Tari Folaya.

Budayawan, Radhar Panca Dahana, mengatakan pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan kesalahan pemerintah Indonesia sendiri. “Ya tidak apa-apa lah, kita juga suka mengambil budaya lain untuk untuk promosi,” katanya kepada Republika, Rabu (19/8).

Ia menilai kecolongan budaya tersebut sebenarnya sebuah cermin atau refleksi. Ia menilai kita terluka dan malu, karena kita sadar sebagai pemilik kebudayaan itu kita tidak memperhatikannya. “Selama ini kebudayaan dipinggirkan, pemerintah dan masyarakat tak lagi peduli,” ujarnya.

Sedangkan negara lain, seperti Malaysia, kata Radhar, membutuhkan ekstensi kebudayaan, karena kebudayaan adalah senjata terbaik untuk diplomasi internasional. Potensi bisnisnya bagus. “Malaysia tahu mereka kekurangan budaya, mereka pintar melihat kebudayaan negara tetangganya, dan mereka menghargai budaya untuk mencari keuntungan, sedangkan pemerintah kita tidak peduli. Hanya peduli pada olahraga dan program lainnya,” katanya.

Untuk itu, kata Radhar, kedepannya agar Indonesia tidak kecolongan lagi, pemerintah harus perhatikan kebudayaan itu. “Kita majukan budaya kita supaya kita ada di depan, munculkan budaya kita dalam upacara-upacara, acara-acara, jangan lagu-lagu masa kini yang dinyanyikan oleh Presiden kita,” tandasnya. she/kpo

%d bloggers like this: