Penggerebekan Teroris di Pamulang – Tangsel, 3 Tewas
March 10, 2010 Leave a comment
Penggerebekan 3 Teroris di Pamulang, Tangsel
TANGERANG,(GM)-
Tiga orang yang diduga anggota teroris, Selasa (9/3), tewas ditembak anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di dua tempat berbeda di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Dari ketiga korban, salah seorang diduga gembong teroris bernilai 10 juta dolar AS yang dicari pemerintah Amerika Serikat, Dulmatin.
Sekitar pukul 11.00 WIB, anggota Densus 88 menggerebek Ruko Multiplus di Jln. Siliwangi, Pamulang. Di lokasi, anggota Densus hendak meringkus seorang pria yang tengah bermain internet di sebuah warnet setempat. Namun pria tersebut membawa pistol revolver dengan 6 butir peluru. Saat petugas hendak menghampirinya, pria itu menembakkan pistol ke arah polisi.
Mendapatkan tembakan, anggota Densus 88 pun langsung membalasnya. Akibatnya, pria tersebut tewas seketika. Pria itu beridentitas IY alias M.
Di lokasi, polisi juga mengamankan 3 anak-anak dan 1 wanita. Keempat orang tersebut kini tengah diperiksa untuk dicek keterkaitannya.
Suryo, pemilik ruko yang berada di sebelah kanan ruko Multiplus, menceritakan, Densus 88 mendatangi ruko itu sekitar pukul 11.00 WIB. "Mereka berjumlah puluhan orang. Naik beberapa mobil," kata Suryo.
Begitu tiba, aparat Densus 88 langsung menuju ruko Multiplus. Mereka berseru sehingga orang-orang di sekitar kawasan ruko mendengarnya. "Ayo… seluruh yang ada di dalam, keluar!" teriak salah seorang anggota Densus.
Setelah itu, para anggota Densus 88 merangsek masuk ke ruko. Tak lama kemudian terdengar tembakan berkali-kali. "Yang saya dengar ada tujuh kali tembakan. Tembakan terjadi sekitar setengah jam," kata Suryo.
Tak lama kemudian, lanjut Suryo, dua orang yang sepertinya suami-istri digelandang Densus dari dalam. Keduanya dimasukkan ke mobil Mistubishi Elf dan dibawa oleh Densus. Sedangkan seorang lagi tewas di dalam ruko.
Beberapa puluh menit kemudian, datanglah mobil ambulans. Sekitar pukul 12.40 WIB, jenazah pelaku terorisme itu kemudian dimasukkan ambulans dan dibawa pergi.
Penggerebekan kedua
Sekitar pukul 14.00 WIB, Densus 88 kembali beraksi di rumah dr. Fauzi, Gg. Asem 15, Jln. Setiabudi, Pamulang Barat. Saat mendekati lokasi yang berjarak 1 km dari lokasi penggerebekan pertama, polisi mendapatkan dua orang yang berupaya melarikan diri dengan sepeda motor. Mereka pun menembak ke arah polisi. Dengan begitu, petugas kepolisian pun langsung memuntahkan senjatanya hingga kedua anggota teroris tersebut tewas di Gang Asem.
Kedua orang tersebut diidentifikasi berinisial R dan H. Selain mereka, polisi juga mengamankan dua orang lagi yang pada saat kejadian berada di dekat pelaku yaitu BR alias AH dan SB alias I.
Dalam penggerebekan itu, warga sekitar sempat mendengar beberapa kali bunyi tembakan. "Ada suara tembakan dari rumah itu," kata salah satu warga, Ray saat ditemui di lokasi, kemarin.
Bukan hanya tembakan, suara ledakan bom molotop juga terdengar jelas oleh warga. Suasana di sekitar itu sempat tegang.
Menurut keterangan warga lainnya, Sony, pria itu kabur dengan motor saat digerebek. "Dia kemudian terjatuh lalu ditembak oleh Densus," kata Sony.
Selain menembak pria, Densus 88 juga menembak seorang wanita. Wanita itu ditembak saat dibonceng si pria ketika hendak kabur dari penggerebekan sebuah rumah di Gang Asem itu. "Yang tewas ada 2 orang, cowok dan cewek. Saat itu, 2 orang ini boncengan naik motor berusaha melarikan diri ketika digerebek oleh polisi. Langsung ditembak oleh Densus. Jatuh dan tewas dua-duanya," kata seorang saksi mata, Ade Irawan.
Sebuah rumah yang digerebek Densus 88 di Gang Asem, Jalan Dr. Setiabudi, Pamulang, Banten, merupakan milik dokter Fauzi.
Informasi yang dikumpulkan, Fauzi adalah seorang dokter umum. Tidak jelas apakah saat penggerebekan, dr Fauzi juga ada di dalam rumah.
Rumah tersebut luasnya sekitar 100 meter persegi. Rumahnya berwarna coklat muda dan berlantai dua.
Tim Densus 88 pun mensterilisasi setiap gang menuju rumah yang digerebek di kawasan Gang Asem, Jalan Setiabudi, Pamulang, Tangerang Selatan. Mereka menenteng senjata laras panjang, sebagian di antaranya mengenakan penutup wajah. Pukul 14.40 WIB, aparat Densus 88 masih terus berjaga.
Dua Orang yang ditembak Densus 88 saat pengerebekan di sebuah rumah di Gang Asem, Jalan Dr. Setiabudi, Pamulang, Tangerang Selatan, berinisial R dan H. Densus 88 juga mengamankan 2 orang lainnya, BR dan SB. "Dua orang yang ditembak berinisial R dan H. Mereka ditembak karena melawan Densus dengan melepaskan tembakan," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Edward Aritonang.
Saksi mata di TKP sebelumnya menyebutkan, orang yang ditembak di Gang Asem adalah pria dan wanita.
Selain 2 orang yang tertembak, menurut Edward, ada 2 rekannya yang saat ini tertangkap dan sedang diperiksa atas nama BR alias AH, dan SB alias I.
Edward menegaskan kaitan teroris di Pamulang dengan organisasi tertentu masih diselidiki. "Kita belum tahu kaitannya dengan organisasi. Saya hanya mengatakan, itu bukan GAM dan eks GAM," kata dia.
Penggerebekan kedua tempat di Pamulang itu merupakan pengembangan dari penangkapan tersangka di Aceh pekan lalu. Ketiga korban diduga anggota jaringan teroris yang biasa mengirim anggota teroris ke Aceh.
Isu Dulmatin
Seorang teroris dipastikan tewas dalam penggerebakan teroris di Pamulang, Tangerang Selatan. Diduga kuat dia adalah Dulmatin.
Isu mengenai Dulmatin ini ramai terdengar di lokasi. Bisik-bisik sejumlah petugas menyebutkan bila nama teroris yang meregang nyawa itu Dulmatin.
Dulmatin ini adalah seorang pelaku teroris senior. Dia memiliki keahlian merakit bom dan merekrut orang. Kabar terakhir, pemberitaan selama ini dia melarikan diri ke Filipina. Dia sudah lama menjadi buron pihak internasional.
Sebelumnya, Kadensus 88 Brigjen Pol Tito Karnavian menyebutkan bahwa kelompok terorisme di Ruko Multiplus Pamulang adalah pemain lama. "Ini pemain besar," kata Tito tanpa menyebut siapa yang dimaksud.
Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), Mahendradatta menyatakan jika benar itu Dulmatin maka hal itu merupakan suatu kejutan. Artinya Dulmatin telah masuk ke Indonesia tanpa terdeteksi.
"Setahu kita kan Dulmatin masih di Filipina. Itu sungguh mengejutkan kalau benar Dulmatin. Sampai masuk ke Indonesia enggak ketahuan," katanya.
Menurut Mahendra, terakhir kontak dengan keluarga Dulmatin pada 2006 saat ada berita Dulmatin tertembak di Moro, Filipina selatan. Setelah itu, TPM pun tidak tahu gerakan pria yang dihargai 10 juta dolar AS itu. "Sampai saat ini juga kita belum ada lagi kontak dengan keluarga Dulmatin," lanjut Mahendra.
TPM, lanjut Mahendra, akan memantau peristiwa di Pamulang dan menggelar rapat. Jika benar jenazah tewas itu Dulmatin, TPM akan membantu mengembalikan jenazah kepada keluarga. "Kalau benar yang meninggal Dulmatin, kita bantu mengurus jenazahnya dan proses administrasi hukum dan diserahkan kepada keluarga," pungkasnya.
Mabes Polri menyatakan pria yang tewas dalam penggerebekan di Ruko Multiplus di Pamulang, Tangerang, Banten adalah YI alias M. Apakah YI atau M itu adalah Dulmatin, masih menunggu otopsi 2 hari lagi. "Kita tunggu dari RS satu atau dua hari," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Edward Aritonang.
Menurut Edward, identitas yang melekat di tubuh pria yang tewas itu adalah YI alias M. "Identifikasi yang kita dapat sementara dari identitas yang melekat di tubuhnya atas nama YI alias M. Nanti disampaikan selengkapnya setelah hasil identifikasi selesai karena bisa saja indentitasnya palsu atau benar," ungkap Edward.
Dulmatin memiliki banyak nama atau alias. Nama alias Dulmatin misalnya adalah Amar Usman alias Muktamar. (detik.com)**
sumber : http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100310080929&idkolom=beritautama